CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Jumat, 14 Desember 2012

Keajaiban Itu kamu, Nak ...

Keajaiban itu kamu, Nak ...

September 2010, sehari sesudah Iedul Fithri.
Seluruh organ persalinan ummi kontraksi, Nak. Kontraksi pertama kita. Ummi yakin itu adalah salam darimu untuk mengatakan, "Bersiap siagalah, ummi. Aku hampir sampai di perbatasan."
Hanya sejam. Kontraksi palsu.
Seminggu setelah kita 'bicara' agar kau melepas sebuah lilitan di lehermu lalu dapat leluasa memindahkan kepalamu, untuk bersandar pada dinding perut bawah ummi. Subhanallah, dan kau pun mengerti.

Sabtu, 2 Oktober 2010
Hari itu Kaysa lahir. Putri dari sahabat ummi. Alhamdulillah, dengan Braxton Hicks yang ummi rasakan hari itu, ummi berhasil menemani sahabat ummi yang di-SC. Setelah itu, abi menjemput kita untuk pergi ke dokter.
Sudah 1 bidan dan 1 dokter yang menolakmu lahir dengan normal. Karena kepalamu tak masuk jua ke jalan lahir. Pun, akhirnya dokter yang 1 ini. Beliau memberikan tanggal cantik utk SC, yaitu 10-10-10.
Ummi dan Abi pun berpikir. Tak ingin mengajakmu serta dalam kengototan kami utk menghadirkanmu secara normal. Tanpa kami sadari dan tanya apa sebenarnya keinginanmu. Kami hanya berkata padamu untuk berusaha masuk ke jalan lahir.

Sabtu, 9 Oktober 2010
Ummi dan abi sudah mendaftar untuk 1 kamar dan ruang operasi utk esok hari, tanggal 10, bulan 10, tahun 2010. Lalu kami makan soto, lepas juga akhirnya diet ummi agar lahirmu nanti tak terlalu besar. Karena dokter mengatakan beratmu di atas 3.5 kg. Sepulangnya kami mampir di LTQ utk bertahsin. Ummi sudah takhossus lho, Nak! Dan kaupun mendengarnya selalu setiap hari Sabtu siang. Alunan merdu dari lidah-lidah fasih yang bersanad Rasulullah. Setelah itu, ummi mengobrol dengan seorang ustadzah yang memberitahukan untuk mencoba persalinan normal di seorang dokter yang terkenal.
Dengan semangat dan optimisme, kami pun mendatangi dokter tersebut, dan dia berani utk melakukan persalinan normal. Syaratnya : tunggu seminggu atau masuk induksi sebelum itu, karena ketuban sudah mulai pengapuran.
Sekali lagi ummi dan abi berdiskusi. Abi membatalkan kamar di RS sebelumnya.

Senin, 11 Oktober 2010
Kita menengok anak tetangga yang juga lahir SC. Rasanya ummi sudah ingin menggenggam tangan mungilmu saat Inisiasi Dini. Ummi dan abi sudah memutuskan untuk induksi, walaupun dengan banyak konsekuensi yg menyangkut dirimu. Hari itu kita pergi ke RS lagi, untuk mendaftarkan kita induksi.

Selasa, 12 Oktober 2010
Hari itu kita masuk RS. Ini pertama kali dalam hidup, ummi dirawat. Entah kenapa, ummi merasa tidak nyaman dengan berbagai perlakuan perawat di sana. Namun, ummi menguatkan hati dengan dzikrullah. Masya Allah, saat induksi orang lain mungkin terbaring, ummi dan kamu jalan-jalan membawa infus dengan semangat.

Rabu sore, 13 Oktober 2010
Ketuban ummi pecah! Saat itu sudah mencapai pembukaan 6. Ummi dipindahkan di kamar khusus persalinan normal. Kali ini, ummi hanya bisa tiduran dan tidak bisa ke kamar mandi. Ketuban dan (mungkin, maaf) air seni keluar tanpa terkendali. Awalnya sempat dibantu abi tiap ke kmar mandi, kemudian dilarang perawat. Dengan kondisi seperti itu, ummi masih berusaha sholat Maghrib, Isya' dan Shubuh sedapatnya. Karena pecahnya ketuban belum termasuk nifas. Saat tsb ummi tetap optimis dan terus berzikir. Oran-orang yang menjenguk kita selalu bertanya, "Ummi nggak kesakitan?" Ummi hanya bisa senyum dan melanjutkan zikir. Sakit seperti ini, entah kenapa rasanya adalah berkah. Walau ummi ingin menjemputmu dengan lembut, hanya ini yang bisa ummi usahakan, sambil berdoa semoga anak ummi menjadi orang yang kuat.
Sementara itu, dalam rentang waktu Rabu sore hingga Kamis shubuh di sisi kanan dan kiri ummi, ibu-ibu lain melahirkan. Ada yang sulit hingga berteriak-teriak. Ada yang masuk ruang persalinan sudah keluar kepala bayi. Ada yang baru melahirkan, tetapi dimarahi oleh keluarganya. Allahu Robbi, Allah sedang mengajarkan kita untuk bersyukur, Nak!
Di luar ruangan, ternyata abi menangis karena kita.

Kamis pagi, 14 Oktober 2010
Masih 6! Pembukaan tidak juga bertambah. Dokter menawarkan SC. Hampir ummi meminta pertanggungjawaban  dokter tsb untuk berusaha melakukan persalinan normal. Akhirnya, ummi hanya menawar untuk menambah induksi. Dokter merasa berat melakukannya, karena induksi sudah maksimal, sedangkan ketuban ummi sudah hijau. Ummi dan abi berdiskusi lagi, lalu menelepon mbah Uti. Kami pun setuju utk melakukan SC. Menuju ruang operasi, ummi sempat melihat benda sperti lumut mengalir dan menempel dari jalan lahir. Di ruang SC, ummi diberikan 3 x suntikan anestesi, karena harus saat itu juga. Masker udara dipasang dan yang terasa cuma bekunya ruang operasi. Ummi masih berzikir, berpasrah diri apapun yang terjadi.
Akhirnya terdengarlah suara yang sudah ummi tunggu. Suaramu! Di pukul 06.40.
Dokter heran, secara materi tak ada penyulit apapun yang menundamu lahir normal.
Ah, itu bukan lagi masalah lagi utk ummi sekarang. Tapi, nanti di kehamilan dan persalinan kedua. Insya Allah.

Kita berpisah sebentar lalu bertemu lagi saat IMD.
Dan ummi selalu tahu sejak itu orbit ummi akan berpindah dari dunia kepadamu, mungkin sesaat nanti pergi, tapi pasti kembali.


Lalu kita dipisahkan lagi sebentar, kali ini dirimu bertemu abi. Ia akan mengadzanimu, memberimu tanda bahwa alam menyambutmu dengan bertakbir kepada Allah, memujiNya sekali lagi bahwa Dialah pencipta keajaiban di setiap ciptaanNya.

Dan keajaiban itu kamu, Nak ...







#Akhirnya hutang ini selesai di 26 bulan Ahmad Kanz Fariha.
Selalu sayang, cium, dan peluk dan do'a dari Ummi dan Abi untuk Kanz

0 komentar:

Posting Komentar

Daisypath Anniversary tickers

FARIHA'S LITTLE WARDROBE