CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Kamis, 22 September 2011

Belajar Hidup yuk ...! (part 1)

Setelah Lebaran, keluarga Fariha kehilangan karyawan secara bertubi-tubi. Mulai dari karyawan outlet yang kecapekan, karyawan rumah yang sakit, dan terakhir karyawan outlet yang ikut sakit juga.

Kami pun sempat merasa repot, karena dengan kehilangan tiga karyawan otomatis menurunkan aktivitas kami di bidang yang lain. Dengan keadaan seperti ini kami sepakat bahwa kondisi yang kami jalani sekarang sebenarnya hampir sama ketika kami baru menikah dulu. Bedanya kalau dulu dimulai dari 1 + 1 (D-U-I-T), sekarang 1 + 1 + 1 - 3 (tetap pakai D-U-I-T) hehe.

Cita-cita untuk memiliki keluarga yang mandiri secara finansial dan idealis adalah salah satu yang membuat kami terus ingin bergerak maju. Berbagai masalah yang datang kami coba selesaikan dengan KOMUNIKASI dan KERJA SAMA TIM FARIHA (^^). Tentu saja, belum semua masalah terselesaikan. Walau kadang memancing puncak kesabaran, kami mencoba tetap keukeuh dalam anggapan bahwa hal tersebut adalah slot-slot pembelajaran yang disediakan Allah SWT. Slot-slot tersebut menjadi ujian-ujian bagi kami. Jika belum penuh dikerjakan, maka Allah akan mengembalikannya lagi pada kami dan berkata ... "Again, please fill in the blank correctly". Jawabannya untung boleh open book (baca : Buka tafsir AlQur'an) hehe ...

Nah, baru saat ini kedua ayah kami menawarkan masing-masing 1 karyawan. Hal ini pun tidak datang dengan kisah hidup yang ceria. Mudah-mudahan cerita di bawah ini jadi pelajaran.

1. Kisah Slamet
Slamet adalah seorang kelahiran Purwodadi 20 tahun yang lalu. Ketika umur 15 tahun (selepas SMP), dia pergi merantau ke Jakarta sendirian. Selama 5 tahun menjadi buruh bangunan dengan penghasilan 1.2jt sebulan (ketika lembur). Dengan penghasilannya tsb, ia mengumpulkan biaya cicilan motornya dan baru saja lunas. Pajak motor yang mati tidak masalah baginya utk ikut mudik Lebaran 1432 H bersama motornya. Ketika balik ke Jakarta, dia memutuskan utk berjualan roti goreng. BPKB dijadikan agunan utk si juragan. 3 hari berjualan keliling, hasilnya nombok selalu dan pernah sehari tidak ada yang beli. Saat di-interview tetap ceria.
2. Kisah sarjana S1 Mesin Univ. Pancasila
Selepas PHK dari perusahaan kontraktor 9 bulan yang lalu, bapak berumur 27 tahun ini tidak mendapat pekerjaan sehingga mertuanya minta ia menceraikan istrinya. Alhamdulillah mereka NEKAT SETIA sehingga pergi menemui guru sekolahnya. Sang guru menyilahkan mereka untuk menempati rumahnya di Karawang. Mereka pun berangkat dari Depok 1 menuju Karawang. Saat uang tersisa hanya 2rb, mereka bertemu dengan neneknya Kanz yang sedang eksis di warung. Mereka membeli beberapa cemilan dengan uang tersebut (plus bonus dari nenek Kanz yg sedih melihat mereka). Mereka numpang sholat Dhuha dan ikut sedikit membenahi rumah nenek Kanz. Neneknya Kanz langsung ingat sama abi dan ummi Kanz. Dan berceritalah mereka tentang kehidupannya ...

Ah, kehidupan itu ... banyak orang yang bilang keras. Kalau abi selalu bilang "Capek itu di dunia, ummi ...".
Namun, ketika merasakan hidup kita hari ini penuh kesulitan, maka sebaiknyalah kita memandangnya dari sudut pandang berbeda. Pandanglah hidup orang lain yang keadaannya hari ini jauh di bawah kesulitan kita. Dan Allah tetap menyayanginya dengan memberkahi kesabaran mereka.

Ah, jadi makin malu untuk mengeluh ...

0 komentar:

Posting Komentar

Daisypath Anniversary tickers

FARIHA'S LITTLE WARDROBE